Posted on Kamis, Agustus 19, 2010 · Leave a Comment
Gue baru baca buku terakhirnya Raditya Dika, Marmut Merah Jambu. Gue masih nggak ngerti apa hubungannya marmut sama buku ini. Mungkin karena isi bukunya kali ini kebanyakan tentang cinta, jadi suasananya merah jambu. Nggak ngerti deh.
Eniwei, gue nggak pernah terlalu suka sama Raditya Dika ini. Awalnya gue baca 'Kambing Jantan' dan memang sukses membuat gue ketawa sendiri malam-malam. Tapi kemudian buku dengan konsep yang sama bermunculan dan si Raditya Dika ini kayaknya nggak maju-maju dengan novel-novelnya. Dan gue juga nggak suka dengan dia yang suka ngatain orang alay (masih nggak sih?).
Waktu gue ke toko buku terakhir kali, gue liat si Marmut Merah Jambu ini. Iseng, gue baca depannya. Niatnya to get a little laugh sambil nunggu adek gue beli cartridge buat printer. Tapi ternyata bukunya beda dengan yang sebelum-sebelumnya. Dan untuk pertama kalinya gue menilai tulisan dia bagus. Seperti, kali ini dia memang punya suatu ide untuk disampaikan.
Mungkin cinta memang bahasa yang paling universal, bahkan untuk orang yang terkenal dengan lifestory-nya yang aneh dan absurd. Di salah satu bagian buku ini dia cerita tentang pertemuan dengan soulmate. Bagaimana alam semesta bisa berkonspirasi supaya dua orang bisa ketemu.
Lucu. Nyokap gue juga pernah bilang begitu. She said: 'If one day you find somebody you love and loves you back, hold it dear. Because there are three billion people in this world and to find one that fits you like two pieces of puzzle... Isn't it miraculous?'
It is, indeed.
Posting Komentar